Begalan,
Ritual dalam Pernikahan Adat Banyumas
Begalan adalah jenis
kesenian yang biasanya dipentaskan dalam rangkaian upacara perkawinan adat
Banyumas yaitu saat calon pengantin pria beserta rombongannya memasuki
pelataran rumah pengantin wanita. Begalan berasal dari kata begal
dan
akhiran an, artinya perampasan
atau perampokan di tengah jalan. Namun jangan diartikan perampokan dalam artian
sebenarnya, begalan ini hanya merampas waktu kedua calon pengantin untuk
memberikannya pelajaran/nasehat untuk bekal mereka dalam mengarungi hidup
berumah tangga melalui pesan-pesan yang tersirat dalam ritual begalan ini.
Dalam pementasan begalan,yang menarik adalah dialog-dialog antara yang dibegal
dengan si pembegal biasanya berisi kritikan dan petuah bagi calon pengantin dan
disampaikan dengan gaya yang jenaka penuh humor. Upacara ini diadakan apabila
mempelai laki-laki merupakan anak sulung, dan menikah dengan perempuan yang
masih perawan (belum pernah menikah)
Begalan merupakan
kombinasi antara seni tari dan seni tutur atau seni lawak dengan iringan
gending. Sebagai layaknya tari klasik, gerak tarinya tak begitu terikat pada
patokan tertentu yang penting gerak tarinya selaras dengan irama gending. Jumlah
penari dua orang, wakil dari pihak laki-laki bertindak sebagai pembawa barang
barang peralatan dapur seperti : ilir, cething, kukusan, saringan ampas,
tampah, sorokan, centhong, siwur, irus, kendhil dan wangkring (Breong Kepang) yang bernama Gunareka , dan wakil dari
pihak perempuan yang membawa wlira
yaitu pedang kayu panjang, wakil dari pihak perempuan bertindak sebagai pembegal/perampok yang bernama Rekaguna .
Perlengkapan Begalan
Perlengkapan yang
digunakan pada saat pentas seni Begalan :
a.
Pikulan atau mbatan adalah alat
pengangkat brenong kepang bagi peraga yang bernama Gunareka. Begal ini dari
pihak pengantin pria atau kakung . Alat ini terbuat
dari bambu yang melambangkan seorang pria yang akan berumah tangga harus
dipertimbangkan terlebih dahulu, jangan sampai merasa kecewa setelah pernikahan
sehingga k etika seorang pria mencari seorang calon isteri maka harus
dipertimbangkan bibit, bobot, dan bebetnya.
b. Pedang Wlira adalah alat yang
digunakan sebagai pemukul dengan ukuran panjang 1 meter, tebal 2cm, dan lebar 4
cm. Terbuat dari kayu pohon pinang. Pedang Wlira dibawa oleh Rekaguna dari
pihak pengantin wanita yang menggambarkan seorang pria yang bertanggungjawab,
berani menghadapi segala sesuatu yang menyangkut keselamatan keluarga dari ancaman
bahaya.
c. Brenong Kepang adalah barang –
barang yang dibawa oleh Gunareka utusan dari keluarga mempelai pria berupa alat
– alat dapur meliputi :
· Ian merupakan alat untuk
angi nasi terbuat dari anyaman bambu yang
menggambarkan bumi
tempat kita berpijak.
· Ilir merupakan kipas yang
terbuat dari anyaman bambu melambangkan seseorang yang sudah berkeluarga agar
dapat membedakan perbuatan baik dan buruk sehingga dapat mengambil keputusan
yang bijak saat sudah berumah tangga.
· Cething adalah alat yang
digunakan untuk tempat nasi terbuat dari bambu. Maksudnya bahwa manusia hidup
di masyarakat tidak boleh semunya sendiri tanpa mempedulikan orang lain dan
lingkunganya.Manusia adalah mahluk sosial yang butuh orang lain
· Kukusan adalah alat untuk
menank nasi yang terbuat dari anyaman bamboo berbentuk kerucut yang mempunyai
arti kiasan bahwa seseorang yang sudah berumah tangga harus berjuang untuk
menckupi kebutuhan hidup semaksimal mungkin.
· Centhong adalah alat untuk
mengambil nasi pada saat nasi diangi, yang terbuat dari kayu atau hasil
tempurung kelapa. Maksudnya seorang yang sudah berumah tangga mampu mengoreksi
diri sendiri atau introspeksi sehingga ketika mendapatkan perselisihan antara
kedua belah pihak (suami dan istri) dapat terselesaikan dengan baik. Selalu mengadakan
musyawarah yang mufakat sehingga terwujudlah keluarga yang sejahtera, bahagia
lahir dan batin.
· Irus adalah alat untuk
mengambil dan mengaduk sayur yang terbuat dari kayu atau tempurung kelapa.
Maksudnya ialah sesorang yang sudah berumah tangga hendaknya tidak tergiur atau
tergoda dengan pria atau wanita lain yang dapat mengakibatkan retaknya hubungan
rumah tangga.
· Siwur adalah alat untuk
mengambil air terbuat dari tempurung kelapa yang masih utuh dengan melubangi di
bagian atas dan diberi tangkai. Siwur merupakan kerata basa yaitu, asihe
aja diawur – awur. Artinya, orang yang sudah berumah
tangga harus dapat mengendalikan hawa nafsu, jangan suka menabur benih kasih
saying kepada orang lain.
· Saringan ampas atau kalo
adalah
alat untuk menyaring ampas terbuat dari anyaman bambu yang memiliki arti bahwa setiap
ada berita yang datang harus disaring atau harus hati – hati.
Biasanya pada saat breong kepang telah dibegal oleh rekaguna, breong kepang direbut oleh orang-orang yang menyaksikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar