Pranata Keluarga

Pranata Keluarga

Pranata keluarga merupakan sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas penting. Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada. Bila semua anggota sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.

Keluarga adalah lembaga sosial dasar darimana semua lembaga atau pranata sosialnya berkembang. Di masyarakat manapun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu. Keluarga dapat digolongkan ke dalam kelompok penting, selain karena para anggotanya saling mengadakan kontak langsung juga karena adanya keintiman dari para anggotanya.

Pranata keluarga merupakan sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyesuaikan beberapa tugas penting. Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada. Bila semua anggota sudah mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal, maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.

Oleh karena itu, fungsi pranata keluarga sangat penting artinya bagi kehidupan masyarakat secara luas. Karena inti keseluruhan penyesuaian diri setiap orang akan sangat ditentukan di keluarga masing-masing. Fungsi utama pranata adalah agar jangan sampai para anggota keluarganya bertindak menyimpang dari pranata yang ada di masyarakat luas.

Contoh Pranata Keluarga-1:

Dalam keluarga Pak Danu dan Ibu Nia adalah orang Jawa asli yang sangat menjunjung tinggi adaat istiadat Jawa, mereka mempunyai anak 3, yang pertama SMA kelas 3 yang bernama Dina, yang kedua masih SMP kelas 2 yang bernama Andi, dan yang ketiga SD kelas 5 Tina. Ketiganya sangat hormat dan patuh kepada orang tuanya. Pak Danu adalah orang yang tegas, bijaksana dan bertanggung jawab. Sedangakan bu Nia adalah seorang ibu yang baik hati dan pengertian.

Keluarga bapak danu sangat harmonis, bapak danu membuuat peraturan dalam keluarga kecilnya. Pak Danu sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keluargannya bertgas untuk mencari nafkah, membimbing, memberi contoh yang baik kepada istri dan ketiga anaknya, dan menjadi imam . Bu Nia sebagai ibu rumah tangga, bertugas mengayomi anaknya, memberi contoh pada anak-anaknya, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Dina anak pertama bertugas untuk membantu pekerjaan ibunya, belajar dengan serius. Setiap kali pulang sekolah Dina selalu membantu ibunya membersihkan rumah, mencuci piring, setelah semua selesai Dina pergi les. Sedangakan Andi bertugas untuk membantu pekerjaann Ibunya dan Ayahnya, belajar, dan membantu adiknya dalam belajar. Danu setiap hari libur selalu membantu ayahnya membersihkan rumah dan halam rumah.  Sedangkan adiknya Tina selalu membantu ibunya dan kakanya dalam hal membereskan rumah.

Anggota keluarga tersebut tidak pernah berselisih, mereka selalu nyaman dengan pekerjaan masing-masing. Mereka selalu menjalakann apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya tanpa adanya unsur pemaksaan, mereka melakukan dengan ikhlas.

Analis Pranata:

Dalam masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi rasa sopan santun dan unggah-ungguh. Menurut saya keluarga tersebut sudah sejalan dengan Pranata keluarga, karena fungsi dari keluarga tersebut berjalan dengan baik, dan tidak ada masalah yang menimbulkan perpecahan.

Pranata keluarga ssendiri merupakan sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyesuaikan beberapa tugas penting. Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada.Bila semua anggota sudah mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal, maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.

Oleh karena itu, fungsi pranata keluarga sangat penting artinya bagi kehidupan masyarakat Jawa maupun masyaraka secara luas. Karena inti keseluruhan penyesuaian diri setiap orang akan sangat ditentukan di keluarga masing-masing. Fungsi utama pranata adalah agar jangan sampai para anggota keluarganya bertindak menyimpang dari pranata yang ada di masyarakat luas.

            Contoh Pranata Keluarga-2:
Novita adalah anak dari Bapak Dwi Atmanto dan ibu Triningsih, dan mempunyai adik bernama Tegar. Sejak kelas 2 SMA novita ditinggal bapaknya, karena harus menjalanin hukuman di LAPAS Nusa Kambangan. Bapaknya tersangkut masalah penipuan, karena membawa kabur mobil orang sebanyak 5 mobil. Karena dia tidak bisa mengembalikan mobil yang telah dibawa pergi, maka Pak Dwi hars menjalani masa hkuman selama 3 tahun penjara dan denda.
Sejak saat itu keluarga Novita menjadi hancur. Ibunya mengaku pada kedua anaknya bahwa bapaknya tidak dipenjara melainkan pergi bekerja diluar negeri.karena Novita dan adiknya tahu bahwa bapaknya bekerja diluar negeri, maka tuntutan Novita dan adiknya sangat besar. Ssampai Ibu Triningsih kebingungan untuk memenuhi tuntutan kedua anaknya, dan memikirkan denda yang harus dibayar.
Sampai pada saat Novita lulus SMA kebohongan itupun masih berlanjut. Hutang ibu Triningsih sangat banyak, dan selalu dikejar-kejar rentenir. Karena menghindar dari rentenir maka merka pindah, Novita dan ibunya ngekos dan adiknya ikut dengan neneknya. Karena cuuriga Novita kemudian bertanya pada ibunya sebenarnya apa yang terjadi pada kelarganya. Kemudian ibunya menceritakan semua, tentang kasus bapaknya.
Sejak saat itu Novita menjadi anak yang suka memberontak pada ibunya, karena tidak terima dengan keadaan dalam keluarganya, yang semula hidupnya enak dan serba kecukupan, sekarang menjadi hancur. Karena terlalu banyak keinginan dan gengsi melihat teman-temannya yang lain, maka Novita mencari cara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Novita menjadi menghalalkan segala cara tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut benar atau salah. Tanpa sepengetahan ibunya, Novita sering pulang malam dan sering menemani laki-laki yang seumuran bapaknya karoke demi memenuhi keinginannya.
Analisi Pranata :
Dalam Pranata masyarakat jawa tentu hal tersebut ssangat melenceng jauh. Karena masyarakat jawa tidak mengenal durhaka, apalagi dengan orang tua sendiri yang telah membesarkan dan mendidik kita. Dan posisi orang tua juga salah, karena telah memberikan contoh yamg tidak baik bagi anaknya. Menurut saya keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil yang di dalamnya dapat terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang masing-masing memiliki peran. Anak merupakan buah dari keluarga bahagia. Anak-anak memiliki pemikiran kritis akan banyak hal dimulai ketika ia mulai mengenal bahasa. Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulut seorang anak sebaiknya dijawab dengan jawaban yang jujur dan dapat memuaskan hati anak.
Pendidikan moral dan kejujuran bagi seorang anak berawal dari kelurga, melalui orang tua. Hal ini yang dapat membentuk karakter anak di masa depan. Orang tua merupakan panutan bagi anak-anaknya, untuk itu sebaiknya orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Orang tua juga harus membuka diri terhadap perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Anak-anak memiliki pemikiran yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Bila orang tua tidak membuka diri terhadap perkmbangan yang ada, kelak akan menuai kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari anak. Pada akhirnya berbuah kebohongan dan secara tidak langsung menanamkannya pada anak.
Sejarah Pemerintahan Desa Kalisalak

Sejarah Pemerintahan Desa Kalisalak
Dari hasil wawancara dengan nara sumber  diperoleh keterangan bahwa :
1.      Lurah pertama desa Kalisalak berada di wilayah kadus I tepatnya di RT 05 RW 01.
2.      Masyarakat desa Kalisalak sudah sejak awal menganut sistem demokrasi, yang dibuktikan dengan adanya proses pemilihan lurah. Tehnik atau cara pemilihan lurah yang digunakan pada masa itu antara lain :
a.       Kesepakatan
b.      Thongkrongan / Tawonan
c.       Bitingan
d.      Toblosan
Keterangan :
  • Cara kesepakatan  dialami lurah pertama.
Calon lurah ditunjuk dan disepakati bersama.
  • Cara tongkrongan/tawonan
Para pemilih, memilih lurah dengan cara Thongkrong (Jongkok) di belakang calon lurah yang dipilihnya, sehingga membentuk barisan seperti tawon (lebah). Calon lurah yang terpilih adalah calon lurah dengan jumlah barisan paling panjang/banyak.
  • Cara Bithingan
Para pemilih diberi satu bithing/lidi  yang diberi warna merah, setelah itu pemilih masuk ke dalam bilik pemilihan untuk memasukan bithing   ke dalam bumbung  calon yang akan dipilih. lurah yang terpilih adalah calon lurah dengan jumlah bithing/lidi paling banyak.
  • Cara Toblosan
Semenjak pemerintahan orde baru, tata cara pemilihan dan pengangkatkan kepala desa memakai sistim coblosan, yaitu pemilih mencoblos tanda gambar calon kepala desa.

  • Nama-nama lurah/kepala desa yang pernah menjabat di desa Kalisalak
No
Nama
Masa Jabatan
01
Citradiwirya
1855-1890
02
Udadiwirya
1890-1920
03
Kadu
1920-1928
03
Jana
1928-1932
04
Kementir(Sekretaris Gudang Padi)
1932-1935
05
Sardi
1935-1938
06
Martodarsono
1938-1944
07
Reksayuda/Bopon
1945-1947
08
Sardi
1947-1949
09
Reksayuda
1949-1961
10
Tirwan(Kartiker)
1961
11
Hadi Prasetya
1962-1989
12
Seno Waluyo (PJS)
1989
13
Sopi’i  SPW
1989-1998
14
Seno Waluyo (PJS)
1998
15
Bambang Setiadi
1999-2006
16
Bambang Setiadi
2007-2013

Menurut nara sumber, pada setiap masa pemerintahan lurah/kepala desa, dalam pengambilan suatu keputusan selalu ada tukang kelah atau yang disebut wong sing ringih-ringih (orang yang kritis dan mempunyai pola pikir/wawasan luas serta mempunyai pengaruh dengan sifat membangun).
Diantara  orang-orang yang kritis (Wong Sing  Ringih – ringih) :
1.      Surawasesa  Jaman Lurah Udadiwirya dan Lurah Kadu
2.      Reksayuda, Tirwan, Darmo  Jaman Lurah Marto Darsono
3.      Sanmusdi    Jaman  Lurah Reksayuda
4.      Sanmusdi  Jalam Lurah Hadi Presetya

Setelah era orde baru, yaitu ketika jamannya lurah Hadi Prasetya  tukang kelah berakhir setelah adanya Undang – undang No 5 tahun 1979 yang mengatur tentang Pemerintahan Desa  (Lurah menjadi Kepala Desa) kemudian dibentuknya Lembaga Desa  seperti LMD, LKMD, RT dan RK menjadi RW.

·         Selayang pandang lurah/kepala desa Kalisalak dari masa ke masa.

1.      Citradiwirya antara tahun 1855-1890
Silsilah Citradiwirya:
1.      Adipati Pasir Luhur
1.1  . Bupati Mruyung
1.1.1. Kyai Reksapati/Reksanegara/R. Tumenggung Reksa Praja 
          (1749) Bupati Banyumas ke – 8
1.1.1.1. Kyai Citra Menggala
1.1.1.1.1.      Suradrana
1.1.1.1.2.      Ratri
1.1.1.1.3.      Wangsayuda
1.1.1.1.4.      Citradiwirya
1.1.1.1.4.1              Penatus Hudadiwirya
1.1.1.1.4.2              Ibu Cadiwirya
1.1.1.1.4.3              Tisnadiwirya
1.1.1.1.4.4              Muhammadiwirya
1.1.1.1.4.5              Kartadiwirya
1.1.1.1.4.6              Ibu Martadiwirya

1.1.2.      Kyai Reksa Mukato

Diangkatnya Citradiwirya menjadi lurah pada waktu itu sebagai berikut :
Pada saat itu ada Ndara Siten (Orang setingkat Camat) yang diutus untuk mengangkat lurah di Kalisalak, sampailah ndara siten di daerah utara Kalisalak (Kalisalak lor) lalu diundanglah warga untuk berkumpul di suatu tempat. Setelah warga berdatangan dilokasi tersebut mereka tidak berani masuk ke rumah, sebab di dalam rumah itu ada pejabat  (Ndara siten) selang beberapa jam hari mulai panas, Tidak jauh dari halaman rumah tersebut ada pohon jeruk yang rindang. Tanpa pamrih Citradiwirya berteduh dibawah pohon itu, tanpa diperintah orang–orang yang ada di halaman tersebut mengikutinya. Kejadian tersebut diamati oleh Ndara Siten, kemudian ndara siten menanyakan kepada warga siapa yang bersedia menjadi lurah di Kalisalak? Namun tidak ada yang berani menjawab. Kemudian ndara siten menyarankan orang yang pertama kali berteduh dibawah pohon jeruk untuk menjadi lurah, serta-merta orang–orang menyetujui. maka diangkatlah Citradiwirya oleh ndara siten menjadi lurah di Kalisalak. (Tanggal 18 Juni 1855).
Seiring berjalanya waktu Citradiwirnya menjadi lurah kinasih  Bupati Banyumas, terbukti pada saat peringatan hari besar selalu mendapat undangan dari Bupati Banyumas untuk memeriahkan acara dengan membawa kesenian dari Kalisalak, konon cerita sebelum lurah Citradiwirya hadir acara belum dimulai.


2.        Hudadiwirya/Cadikara Tahun 1890-1920
Diangkatnya lurah  Hudadiwirya alias Cadikara adalah sebagai berikut :
Setelah wafatnya Citradiwirya, maka diadakanlah pertemuam yang dihadiri oleh  Ndara Siten dan warga masyarakat, tampilah seorang yang bernama Surawesesa yatu kunci Jimat pertama. Beliau mengusulkan  Hudadiwirya/Cadikara untuk diangkat menjadi lurah menggantikan ayahnya Citradiwirya. Usulan tersebut disetujui, maka sejak saat itulah Hudadiwirya/Cadikara resmi  menjadi lurah Kalisalak ke II (dua). Pada masa pemerintahan lurah Hudadiwirya/Cadikara  belum ada perangkat desa. Menurut narasumber (Sansuwadi, lahir tahun 1910), Hudadiwirya adalah orang yang mempunyai kelebihan, diantaranya, beliau mampu memprediksikan bahwa di tahun 1942 akan muncul  besi yang bisa terbang (motor mabur), akan muncul kematian diluar kewajaran seperti bunuh diri (harakiri).
  
3.        Lurah Kadu (1920-1928)
Pengangkatan lurah Kadu dilakukan dengan cara thongkongan/tawonan. Pada masa pemerintahan beliau sudah mulai ada penataan sistem pemerintahan. ditandai dengan diangkatnya junjang/perangkat desa dan sudah mempunyai banda desa (asset desa), pertemuan perangkat dilakukan di balai kelurahan (sekarang wilayah RT 2 RW 7 tepatnya sebelah timur SDN 1 Kalisalak). Membahas tentang Pajeg (Pajak) dan ronda kerig (kerja bakti).  Junjang/perangkat desa pada saa itu tercatat sebagai berikut.
Ø  Jana, Carik/Sekretaris Desa
Ø  Bau/Kadus :
§  Arsawitana alias Geper, rumahnya  di RT 04 RW 06 (Rumah Ibu Samsiatun - 2011).
§  Bau Wira, rumahnya  di RT 01 RW 03 (sebelah barat  H. Dulgoni - 2011).
§  Bau Kartanom, rumahnya di  RT 03 / 04 (Bp. Marjoamir - 2011)
Ø  Wangsadinala, Pulisi Desa
Ø  Rudu, Pulisi Desa
Ø  Sadinala, tukang uang/bendahara desa
Ø  Bapane Kebayan Ceklik, Kebayan

Banda desa sarana pendukung antara lain :
ü  Pasar desa (dibangun diatas tanah wakaf dari Cadikara)
ü  Lumbung desa (di sebelah selatan pasar desa)
ü  Masjid Pandak
ü  Sekolahan  (dibangun diatas tanah wakaf dari Cadikara).
ü  Brug (Jembatan) sebelah utara pasar.
ü  Makam Jebeng. Makam pertamanya, adalah makam anak perempuan  mbah Suryani yang belum Nikah/Jabang).
ü  Makam mBulu
ü  Makam Nangka
ü  Makam Tegal Anyar
ü  Makam Klapa Gading: mBah Rada-Pasir Luhur-Kalirajut-Kalisalak




4.        Lurah Jana (1928-1932)
Lurah Jana tinggal di wilayah RT 02 RW 06 (sekarang Rumah Bp.  H. Sutaryo Ali Mahmud-2011). Perangkat desa/junjang yang pada masa pemerintahannya adalah :
Ø  Bustam Martodarsono (anak mantu Lurah Jana), Carik/Sekretaris desa
Ø  Sardi, tukang uang/bendahara desa
Ø  Sadinaya, tukang uang/bendahara desa
Ø  Arsawitana/Bau Geper, Bau/Kadus
Ø  Wira/Kaki Satu, Bau/Kadus
Ø  Sayin / Kartanom, Bau/Kadus (tinggal di RT 03 RW 04 / Marjo Amir)
Ø  Wangsadinala, Pulisi
Ø  Arsawikrama, Pulisi
Ø  Sadat, Pulisi (tinggal di RT 01 RW 09 / Rumah Bapak saring)
Ø  Joyo, Pulisi  (Semingkir)
Ø  Wala, Pulisi (Semingkir)
Ø  Udrus, Pulisi (tinggal di  RT 04 / 06 Karto sujak)
Ø  Madrasidi, Lebe (tinggal di wilayah RT 04 / 07 / Bature Goil)
Ø  Dulah Kasan, Lebe (tinggal di RT 03 RW 06 Bapak Warsikum)
Ø  Tirtawikrama, Kebayan ( tinggal di RT 03 RW 06 / Warto Samen)
Ø  Gandasari, Ulu – Ulu 

5.             Lurah Kementir (1932-1935)
Kementir adalah mantri gudang yang berasal dari desa cindaga, beliau menikah dengan seorang Kalisalak  bernama Kemen, tempat tinggalnya di RT 02 RW 06, yang sekarang  berdiri bangunan rumah Bapak Mathorun (mantan Kadus II -2011).
Dalam tugasnya mantri gudang/lumbung  mengelola Padi dari para petani  untuk disimpan  dan dipinjamkan kembali pada masyarakat pada musim paceklik. Setiap peminjaman 100 Kg padi kepada petani, petani akan  mengembalikan  kepada pengurus lumbung sebesar 120 Kg padi dan tanpa ada batasan waktu (tidak ada perhitungan waktu atau denda) dalam hal ini dengan maksud dan tujuan meringankan bagi masyarakat tidak mampu. Pengurus lumbung  saat itu adalah : Sanrasidi dan Wangsadrana.
Sedangkan perangkat desanya antara lain :
Ø  Carik Bustam Martodarsono anak mantu Lurah Jana
Ø  Tukang uang Sardi
Ø  Tukang Uang Sadinaya
Ø  Bau Arsawitana/Bau Geper wetane pak Braim
Ø  Bau Wira/Kaki Satu/mburine Dulgoni
Ø  Bau Sayin / Kartanom  ( Bature Marjo amir  ) RT 03/04 )
Ø  Pulisi Wangsadinala
Ø  Pulisi Arsawikrama
Ø  Pulisi  Sadat   (  Rumah Bapak saring ) RT 01 / 09
Ø  Pulisi Joyo  ( Semingkir )
Ø  Pulisi Wala ( Semingkir )
Ø  Pulisi  Udrus  (  RT 04 / 06 Karto sujak )
Ø  Lebe  Madrasidi     (  Bature Goil  ) RT 04 / 07
Ø  Lebe Dulah Kasan  ( Bapak Warsikum )
Ø  Kebayan Tirtawikrama  ( Warto Samen )
Ø  Ulu – Ulu  Gandasari   

6.                 Lurah Sardi (1935-1938)  
Lurah Sardi tinggal di wilayah RT 01 RW 03 tepatnya rumah bapak  marjo kalil - Tahun 2011. Perangkat desa pada masa itu adalah :
Ø  Carik Bustam Martodarsono anak mantu Lurah Jana
Ø  Tukang Uang Sadinaya
Ø  Bau Arsawitana/Bau Geper wetane pak Braim
Ø  Bau Wira/Kaki Satu/mburine Dulgoni
Ø  Bau Sayin / Kartanom  ( Bature Marjo amir  ) RT 03/04 )
Ø  Pulisi Wangsadinala
Ø  Pulisi Arsawikrama
Ø  Pulisi  Sadat   (  Rumah Bapak saring ) RT 01 / 09
Ø  Pulisi Joyo  ( Semingkir )
Ø  Pulisi Wala ( Semingkir )
Ø  Pulisi  Udrus  (  RT 04 / 06 Karto sujak )
Ø  Lebe  Madrasidi     (  Bature Goil  ) RT 04 / 07
Ø  Lebe Dulah Kasan  ( Bapak Warsikum )
Ø  Kebayan Tirtawikrama  ( Warto Samen )
Ø  Ulu – Ulu  Gandasari    ( Rumah ni  Samiyah  2011 ) RT 03/04
Peristiwa penting  yang pada masa pemerintahannya adalah menyelamatkan warga dari serangan penjajah belanda yang akan membunuh warga sipil di Kalisalak karena dianggap sebagai tentara.

7.        Lurah Martodarsono / Bustam (1938-1944)
Pada masa pemerintahan lurah Martodarsono, perangkat desanya adalah :
Ø  Carik Samiarja
Ø  Bau Arsadikrama   ( Bau Geper )
Ø  Bau Kartanom  ( Bapake  Hadi Sumarjo ) RT 03 / 04
Ø  Bau Wira  ( Sebelah barat Rumah H Dulgoni ) RT 01 / 03
Ø  Tukang Uang  Sadinaya
Ø  Pulisi Jaya  (  Bature Pak H Abdul Wahab  RT 01 / 03 )
Ø  Pulisi Suranala   ( Bapak dari Radam  Yitno RT 02 / 04 )
Ø  Pulisi Kertawijaya  (  Bapak Mahyari RT 03 / 07 )
Ø  Pilisi Wira  (  Bapak Isman  RT 03 / 07 )
Ø  Kebayan  Tindan (  Rumah Bapak Radas ) RT 03 / 05 )
Ø  Kebayan  Ceklik  (  Rumah Bapak Warto Samen ) RT 03 / 06
Ø  Kayim Madrasidi  ( Bapaknya Yahya  ) RT 04 / 07
Ø  Kayim Sanmustar   ( Kakine  Asrori  RT 03 / 06 )
Ø  Ulu – ulu Gandasari

8.        Lurah Reksayuda/Bopon/Sastrodiarjo (1945-1948)
Reksayuda tinggal di wilayah RT 02 RW 05 (Rumah Bapak Roso-2011) tepatnya di sebelah timur TK Diponegoro 10. lurah Reksayuda memimpin  pemerintahan selama 2 tahun, karena pada saat itu ditinggal mengungsi ke daerah Banjarnegara akibat adanya agresi Belanda ke II.
Struktur perangkat desanya sebagai berikut :
Ø  Carik Saromiharjo / Dayin
Ø  Tukang Uang Sadinaya
Ø  Tukang Uang Darmo
Ø  Bau Tirwan ( Bau Tengah )
Ø  Bau Sandinaya ( Bau Kidul )
Ø  Bau Bajag ( Bau Bajag)
Ø  Bau Mulyasentika/Samyong
Ø  Pulisi Martanom
Ø  Pulisi Santaja
Ø  Pulisi  III  Tawireja
Ø  Pulisi IV  Sanbasir
Ø  Pulisi  V  Sanmuslih
Ø  Pulisi VI Sansudi
Ø  Pulisi VII Martasuwita  ( terkenal Pulisi Martamis )
Ø  Pulisi  VIII Tirtareja
Ø  Pulisi IX Sankarta
Ø  Pulisi  X Sanreja
Ø  Pulisi  XI Sanmenawi
Ø  Pulisi  XII Mertadiarjo
Ø  Pulisi  Jawirana
Ø  Kebayan  Martadrana  ( Lor )
Ø  Kebayan  Madmarsan ( Ceklik )
Ø  Lebe : Marsudi, Tengah
Ø  Lebe Rubangi ,Lor
Ø  Lebe  Sajadi  Kidul
Ø  Lebe  Madkholil  Semingkir
Ø  Lebe  Madamin  Karangbanar 
Ø  Ulu – ulu Gandasari

9.        Lurah Sardi / Lurah Warnen  1947 / 1948
Diangkat oleh Belanda untuk mengisi kekosongan Lurah di Kalisalak  yang pada waktu itu disebut sebagai Lurah Warnen / Lurah Rekomba.
Struktur perangkat desanya sebagai berikut :
Ø  Carik Saromiharjo / Dayin
Ø  Tukang Uang Sadinaya
Ø  Tukang Uang Darmo
Ø  Bau Tirwan
Ø  Bau Sandinaya
Ø  Bau Bajag
Ø  Bau Mulyasentika/Samyong
Ø  Pulisi Martanom
Ø  Pulisi Santaja
Ø  Pulisi  III  Tawireja
Ø  Pulisi IV  Sanbasir
Ø  Pulisi  V  Sanmuslih
Ø  Pulisi VI Sansudi
Ø  Pulisi VII Martasuwita  ( terkenal Pulisi Martamis )
Ø  Pulisi  VIII Tirtareja
Ø  Pulisi IX Sankarta
Ø  Pulisi  X Sanreja
Ø  Pulisi  XI Sanmenawi
Ø  Pulisi  XII Mertadiarjo
Ø  Pulisi  Jawirana
Ø  Kebayan  Martadrana  ( Lor )
Ø  Kebayan  Madmarsan ( Ceklik )
Ø  Lebe : Marsudi, Tengah
Ø  Lebe Rubangi ,Lor
Ø  Lebe  Sajadi  Kidul
Ø  Lebe  Madkholil  Semingkir
Ø  Lebe  Madamin  Karangbanar 
Ø  Ulu – ulu Gandasari

10.         Lurah Reksayuda/Bopon/Sastrodiarjo (1948-1960)
Sekembalinya Reksayuda dari pengungsian menjabat lurah lagi tahun 1948-1960. Pada masa kepemimpinan Reksayuda yang ke dua muncul berbagai kesenian rakyat antara lain: Wayang Wong, Enggreng, Wayang Topeng dan muncul Dalang Wayang kulit  yang cukup terkenal  yaitu Dalang Aslam. sedangkan struktur perangkat desanya sebagai berikut :
Ø  Carik Saromiharjo / Dayin
Ø  Tukang Uang Sadinaya
Ø  Tukang Uang Darmo
Ø  Bau Tirwan
Ø  Bau Sandinaya
Ø  Bau Bajag
Ø  Bau Mulyasentika/Samyong
Ø  Pulisi Martanom
Ø  Pulisi Santaja
Ø  Pulisi  III  Tawireja
Ø  Pulisi IV  Sanbasir
Ø  Pulisi  V  Sanmuslih
Ø  Pulisi VI Sansudi
Ø  Pulisi VII Martasuwita  ( terkenal Pulisi Martamis )
Ø  Pulisi  VIII Tirtareja
Ø  Pulisi IX Sankarta
Ø  Pulisi  X Sanreja
Ø  Pulisi  XI Sanmenawi
Ø  Pulisi  XII Mertadiarjo
Ø  Pulisi  Jawirana
Ø  Kebayan  Martadrana  ( Lor )
Ø  Kebayan  Madmarsan ( Ceklik )
Ø  Lebe : Marsudi, Tengah
Ø  Lebe Rubangi ,Lor
Ø  Lebe  Sajadi  Kidul
Ø  Lebe  Madkholil  Semingkir
Ø  Lebe  Madamin  Karangbanar 
Ø  Ulu – ulu Gandasari

11.              Lurah Tirwan (Kartiker ) Tahun 1961
Adanya kekosongan lurah, maka tugas lurah di laksanakan oleh pejabat sementara (Kartiker). Kejadian pada masa pemerintahan lurah tirwan adalah menangani penyakit HO (Honger Oedim) atau busung lapar.
Perangkat  Desa Pada waktu itu disebut Junjang, yaitu :
Ø  Carik Saromiharjo / Dayin
Ø  Tukang Uang Sadinaya
Ø  Tukang Uang Darmo
Ø  Bau Tirwan
Ø  Bau Sudi
Ø  Bau Bajag
Ø  Bau Mulyasentika/Samyong
Ø  Pulisi Martanom
Ø  Pulisi Santaja
Ø  Pulisi  III  Tawireja
Ø  Pulisi IV  Sanbasir
Ø  Pulisi  V  Sanmuslih
Ø  Pulisi VI Sansudi
Ø  Pulisi VII Martamis
Ø  Pulisi  VIII Tirtareja
Ø  Pulisi IX Sankarta
Ø  Pulisi  X Sanreja
Ø  Pulisi  XI Sanmenawi
Ø  Pulisi  XII Mertadiarjo
Ø  Pulisi  Jawirana
Ø  Kebayan  Martadrana  ( Lor )
Ø  Kebayan  Madmarsan ( Ceklik )
Ø  Lebe : Marsudi, Tengah
Ø  Lebe Rubangi ,Lor
Ø  Lebe  Sajadi  Kidul
Ø  Lebe  Madkholil  Semingkir
Ø  Lebe  Madamin  Karangbanar 
Ø  Ulu – ulu Gandasari

12.              Lurah Hadi Presetya  (Tahun 1962 – 1988)
Pada masa pemerintahan Lurah Hadi Prasetya banyak mengalami perubahan  dan tatanan pemerintahan, berhasil membuka daerah terisolir dengan membangun jalan Karangbanar Kalisalak, dibangunnya gedung SD Karangbanar, Semingkir, Kliontong, memindahkan SD 2, dan memindahkan Lumbung Padi yang semula di komplek SD 1 dipindahkan ke lokasi Balai Desa Kalisalak, serta  meneruskan Pembangunan Balai Desa Kalisalak pada tahun 1963.
Perangkat  Desa Pada waktu itu disebut Junjang, sebagai berikut :
Ø   Carik Saromiharjo / Dayin
Ø   Tukang Uang  Samsuri => diganti   Tukang Uang  Yasroni (tahun …)
Ø   Tukang Uang Diri   => diganti   Tukang Uang  Seno Waluyo (tahun …)
Ø   Bau Judi
Ø   Bau sanbasir
Ø   Bau Sansudi
Ø   Pulisi Martanom
Ø   Pulisi Marta sander
Ø   Pulisi  Kuswedi
Ø   Pulisi  Ruchmadi
Ø   Pulisi  Sumarjono
Ø   Pulisi Sansuweri
Ø   Pulisi  Martamis
Ø   Pulisi  Sansuwarto
Ø   Pulisi Ali Mustofa
Ø   Pulisi  Sanduri => diganti Pulisi Purwadi (tahun …)
Ø   Pulisi  Kartana
Ø   Pulisi  Adi Asmudi
Ø   Kebayan  Parsito  ( Lor )
Ø   Kebayan  Medi
Ø   Kebayan  Danu Miharjo
Ø   Kayim Rubangi Madahlan
Ø   Kayim Ashuri
Ø   Kayim  Sajadi  Kidul
Ø   Kayim Madkholil  Semingkir
Ø   Kayim  Madamin  Karangbanar => diganti   Kayim Sarjo (tahun …)
Ø   Ulu – ulu Kholidin

13.         Ymt Kades   SENO WALUYO   1989
Pada saat Ymt. Seno Waluyo meneruskan program Lurah Hadi Prasetya antara lain melaksanakan Pembangunan Tembok Keliling Pagar Balai Desa  dan pembuatan Tapal Batas Desa sebelah Utara yang berbatasan dengan Desa Kebasen. Perangkat  Desa Pada waktu itu :
Ø   Carik  : -
Ø   Tukang Uang  Yasroni  
Ø   Bau Judi
Ø   Bau sanbasir
Ø   Bau Sansudi
Ø   Pulisi Martanom
Ø   Pulisi Sumarta
Ø   Pulisi  Kuswedi
Ø   Pulisi  Ruchmadi
Ø   Pulisi  Sumarjono
Ø   Pulisi Sansuweri
Ø   Pulisi  Sansuwarto
Ø   Pulisi Ali Mustofa
Ø   Pulisi  Purwadi
Ø   Pulisi  Kartana
Ø   Kebayan  Parsito  ( Lor )
Ø   Kebayan  Medi
Ø   Kebayan  Danu Miharjo
Ø   Kayim Rubangi  / Madahlan
Ø   Kayim Ashuri
Ø   Kayim  Sajadi  Kidul
Ø   Kayim Madkholil  Semingkir
Ø   Kayim   Sarjo
Ø   Ulu – ulu Kholidin




14.         Lurah Sopi’i  Menjabat  Tahun 1989 – 1999
Pada masa pemerintahannya desa Kalisalak menjadi duta kesenian Provinsi Jawa Tengah dengan terpilihnya regu thek–thek/Kentongan Kalisalak mengikuti lomba di Jakarta. Perangkat  Desa Pada waktu itu :
Ø  Carik  Masrur  ……………………….   diganti  Seno Waluyo ( Tahun 1994 )
Ø  Kaur  Keuangan Yasroni  
Ø  Kaur Kesra    Seno Waluyo …………..  diganti  Haryanto  ( tahun 1995 )
Ø  Kaur Umum   Bambang Setiadi
Ø  Bau Hadi Suwarno  ………………        diganti   Sutrisno     ( Tahun 1997 )
Ø  Bau sanbasir    ……………………...     diganti  Mathorun
Ø  Bau Sansudi    ………………………    diganti  Paino
Ø  Pulisi  Sumarta
Ø  Pulisi  Kuswedi
Ø  Pulisi  Ruchmadi
Ø  Pulisi  Sumarjono
Ø  Pulisi Sansuweri  …………………….   diganti  Daryoto   ( Tahun 1997 )
Ø  Pulisi  Sansuwarto
Ø  Pulisi Ali Mustofa
Ø  Pulisi  Purwadi
Ø  Pulisi  Kartana   ……………………..diganti Yabin ( Pemekaran Kadus  IV )
Ø  Kadus V  Mihadi  ………………….. Pemekaran Wilayah Kadus
Ø  Kebayan  Parsito  ( Lor )
Ø  Kebayan  Medi
Ø  Kebayan  Danu Miharjo
Ø  Kayim Rubangi Madahlan
Ø  Kayim Ashuri
Ø  Kayim  Sajadi  Kidul
Ø  Kayim   Sarjo ……………………….  Diganti Giman
Ø  Ulu – ulu Kholidin

15.              Ymt Kades   SENO WALUYO   1998
Ymt  Seno Waluyo  meneruskan program lurah Sopi’i, melaksanakan roda pemerintahan dan mempersiapkan penyelenggaraan Pilkades tahun 1998.
Perangkat  Desa Pada waktu itu
Ø  Carik    Seno Waluyo
Ø  Kaur  Keuangan    Yasroni  
Ø  Kaur Kesra     Haryanto
Ø  Kaur Umum   Bambang Setiadi
Ø  Kaur Pemerintahan Ruchmadi
Ø  Kaur Pembangunan Sansuweri
Ø  Bau  Sutrisno
Ø  Bau  Mathorun
Ø  Bau  Paino
Ø  Pulisi Marta sander
Ø  Pulisi  Kuswedi
Ø  Pulisi  Sumarjono
Ø  Pulisi  Sansuwarto
Ø  Pulisi Ali Mustofa
Ø  Pulisi  Purwadi
Ø  Kebayan  Parsito  ( Lor )
Ø  Kebayan  Danu Miharjo
Ø  Kayim Rubangi Madahlan
Ø  Kayim Ashuri
Ø  Kayim  Sajadi  Kidul
Ø  Kayim  Cholid  Semingkir
Ø  Kayim   Giman 
Ø  Ulu – ulu Kholidin

16.         Kepala Desa  BAMBANG SETIADI Tahun 1999 – 2006 ( Periode I )
Pelaksanaan Roda pemerintahan pada mengalami perkembangan yang pesat dengan diawalinya desa Kalisalak  mewakili Kabupaten Banyumas  mengikuti lomba Desa  K3L sampai dengan tingkat Provinsi, diraihnya penghargaan dari Menteri Dalam Negeri dalam lomba Pemberdayaan Masyarakat serta melaksanakan pembangunan yang ditujukan untuk  membuka daerah terisolir. Perangkat  Desa Pada waktu itu :
Ø   Carik    Seno Waluyo
Ø   Kaur  Keuangan    Yasroni  
Ø   Kaur Kesra     Haryanto
Ø   Kaur Umum   Bambang Setiadi
Ø   Kaur Pemerintahan Ruchmadi
Ø   Kaur Pembangunan  Daryoto
Ø   Bau  Sutrisno
Ø   Bau  Mathorun
Ø   Bau  Paino
Ø   Bau Yabin
Ø   Bau Mihadi
Ø   Pulisi  Sumarjono
Ø   Pulisi  Sansuwarto
Ø   Pulisi Ali Mustofa
Ø   Kebayan  Parsito  ( Lor )
Ø   Kebayan  Danu Miharjo
Ø   Kayim Miftackudin
Ø   Kayim Cholid
Ø   Kayim  Siman
Ø   Kayim Anton
Ø   Kayim   Giman
Ø   Ulu – ulu Kholidin

17.         Ymt Kades   SENO WALUYO   1998
Ymt  Seno Waluyo  meneruskan program Kades Bambang Setiadi  , melaksanakan dan meneruskan  roda pemerintahan    .  
Ø  Carik    Seno Waluyo
Ø  Kaur  Keuangan    Yasroni  
Ø  Kaur Kesra     Haryanto
Ø  Kaur Umum   Bambang Setiadi
Ø  Kaur Pemerintahan Ruchmadi
Ø  Kaur Pembangunan  Daryoto
Ø  Bau  Sutrisno
Ø  Bau  Mathorun
Ø  Bau  Paino
Ø  Bau Yabin
Ø  Bau Mihadi
Ø  Pulisi  Sumarjono
Ø  Pulisi  Sansuwarto
Ø  Pulisi Ali Mustofa
Ø  Kebayan  Parsito  ( Lor )
Ø  Kebayan  Danu Miharjo
Ø  Kayim Miftackudin
Ø  Kayim Cholid
Ø  Kayim  Siman
Ø  Kayim Anton
Ø  Kayim   Giman
Ø  Ulu – ulu Kholidin

18.         Kepala Desa H.BAMBANG SETIADI,S.Pd  Tahun 2007 – 2013 ( Periode II )
Pelaksanaan Roda pemerintahan pada periode  II mengalami  perubahan pada tatanan pemerintahan dengan adanya Susunan Organisasi dan tata Kerja (STOK) dan pada saat ini Tahun 2011 sudah bisa dirasakan baik perkembangan Pembangunan pada sektor pertanian perkebunan, Kesehatan dan Lingkungan. 
Perangkat  Desa Pada  era Bambang setiadi sebagai berikut :
Ø  Carik    Seno Waluyo
Ø  Kasi Pemerintahan  Warisem
Ø  Kasi Pembangunan  Daryoto  
Ø  Kasi Kesdaya  Siman
Ø  Kaur Umum  Haryanto
Ø  Kaur Keuangan  Dirwan
Ø  Bau  Sutrisno                                      
Ø  Bau  Mathorun               diganti   Riyatno  ( Kadus II )
Ø  Bau  Paino                     diganti    Heriyanto  ( Kadus III )
Ø  Bau  Yabin                    
Ø  Bau  Mihadi     ( Kadus V )
Ø  Kayim Miftachudin
Ø  Kayim Abidin
Ø  Kayim Choerun
Ø  Kayim Anton Wardoyo
Ø  Kayim Giman
Ø  Staf Urusan Umum  Yatimin
Ø  Staf Kasi Pemerintahan  Supriyono,S.Kom